
Tren Workcation 2025: Liburan Sambil Kerja, Kenapa Makin Digemari?
๐น Apa Itu Workcation dan Kenapa Makin Tren?
Workcation โ singkatan dari work dan vacation โ makin booming di 2025. Konsepnya simpel: kerja dari mana saja sambil liburan. Kalau dulu kerja remote identik di rumah atau kafe kota, sekarang orang sengaja pindah ke destinasi wisata untuk cari suasana baru.
Sejak pandemi, orang terbiasa kerja fleksibel. Rutinitas kerja hybrid bikin banyak karyawan bosan dengan meja kerja yang itu-itu aja. Alhasil, banyak pekerja kreatif, freelancer, sampai tim marketing startup pindah โkantorโ ke Bali, Lombok, Labuan Bajo, bahkan Pulau Weh.
Menurut Wikipedia, pola kerja jarak jauh (remote working) udah lama ada, tapi tren workcation bikin level fleksibilitas naik satu tingkat. Healing sambil closing deal? Kenapa enggak.
๐น Destinasi Favorit Para Workcation Hunter
Nggak cuma Bali, tren workcation bikin beberapa kota second-tier ikut naik daun. Jogja, Bandung, Ubud, Gili Trawangan, sampai Danau Toba ramai dipadati pekerja digital. Syaratnya simpel: internet kencang, banyak kafe nyaman, dan suasana mendukung produktivitas.
Beberapa resort dan villa bahkan menawarkan paket long stay plus fasilitas coworking. Fasilitas penunjang kayak printer, ruang meeting, sampai gym juga disiapkan. Pemandangan pantai atau pegunungan jadi bonus yang bikin betah duduk berjam-jam depan laptop.
Komunitas digital nomad juga makin aktif. Banyak event networking, kelas skill sharing, sampai gathering informal. Di sinilah pekerja saling tukar ide, cari klien baru, atau sekadar ngobrol santai melepas stres kerja.
๐น Benefit Workcation: Liburan Tapi Tetap Produktif
Workcation nggak sekadar gaya hidup pamer Instagram. Banyak yang mengaku justru makin produktif karena suasana baru memicu ide segar. Energi positif dari view pantai atau pegunungan bikin pikiran lebih rileks, deadline pun terasa lebih ringan.
Selain itu, workcation juga memperluas relasi. Bertemu orang-orang lintas industri di coworking space sering jadi pintu proyek kolaborasi. Beda dengan rutinitas kerja di kantor yang cenderung ketemu orang itu-itu aja.
Buat yang kerja di bidang kreatif โ penulis, desain, content creator โ workcation malah sering jadi โruang rechargeโ. Sambil menyeruput kopi di pinggir pantai, ide-ide fresh sering muncul tanpa dipaksa.
๐น Risiko Workcation: Bukan Liburan Murni
Tapi perlu diingat, workcation bukan 100% liburan. Deadline tetap jalan, meeting online tetap rutin. Kalau nggak pintar membagi waktu, workcation justru bikin stres karena kerjaan numpuk.
Selain itu, biaya juga harus diperhitungkan. Sewa villa atau apartemen long stay memang lebih murah dari hotel harian, tapi tetap lebih mahal dibanding kos di kota asal. Belum lagi biaya makan, transportasi lokal, atau sewa coworking kalau internet penginapan kurang memadai.
Bagi yang kerja di zona waktu berbeda, tantangan jet lag juga jadi PR. Ada yang harus begadang demi sinkron dengan jadwal kantor pusat.
๐น Tips Sukses Jalani Workcation
Biar workcation nggak gagal total, ada beberapa tips penting. Pertama, pisahkan jam kerja dan jam santai. Bikin to-do list harian dan patuhi jadwal meeting. Komitmen jam kerja akan bikin output tetap optimal.
Kedua, pilih lokasi yang mendukung. Prioritaskan destinasi dengan internet stabil, sinyal seluler kuat, dan jarak ke fasilitas penting seperti minimarket atau ATM dekat. Cek review penginapan, tanya soal kecepatan Wi-Fi, dan cari testimoni real di forum traveler.
Ketiga, bawa perlengkapan kerja lengkap. Charger cadangan, headset, dan power bank wajib ada. Kalau perlu, backup data ke cloud biar aman kalau laptop mendadak crash.
Keempat, manfaatkan komunitas lokal. Cari grup digital nomad di destinasi tujuan, join event atau sekadar meetup santai. Selain networking, kamu bisa dapat info hidden gem atau promo coworking.
๐น Dampak Tren Workcation untuk Destinasi Wisata
Tren workcation bukan cuma menguntungkan pekerja, tapi juga membawa dampak positif untuk destinasi wisata. Hotel, villa, kafe, dan coworking space kebanjiran tamu long stay. UMKM lokal juga kecipratan rezeki dari wisatawan yang menetap lebih lama.
Beberapa daerah mulai berbenah menyesuaikan kebutuhan digital nomad: Wi-Fi publik gratis, transportasi online, dan event komunitas dioptimalkan. Pemerintah daerah pun mendukung dengan promosi paket workcation ke pasar internasional.
Menurut Wikipedia, pariwisata Indonesia memang jadi tulang punggung ekonomi kreatif. Dengan tren workcation, sektor ini dapat napas segar di tengah kompetisi global.
โ Penutup
Workcation di 2025 bukan cuma tren sesaat. Generasi pekerja digital sudah menjadikannya gaya kerja baru yang lebih fleksibel, produktif, dan tetap fun. Healing dapat, deadline kelar, relasi baru pun terbuka.
Kalau kamu bosan di meja kerja rumah, mungkin ini saatnya coba workcation ke destinasi impian!
๐ Referensi: